Jumat, 06 Agustus 2010

Abdul Harris Nasution

Daftar Isi:
Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918 - meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.

Abdul Harris Nasution
Abdul Harris Nasution

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ke-2
Masa jabatan
1966 - 1967
PresidenSoekarno
PendahuluChaerul Saleh
Masa jabatan
1967 - 1972
PresidenSoeharto
PenggantiIdham Chalid

Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke-12
Masa jabatan
10 Juli 1959 - 22 Februari 1966
PresidenSoekarno
PendahuluDjoeanda Kartawidjaja
PenggantiSarbini

Lahir3 Desember 1918
Kotanopan, Sumatera Utara, Hindia Belanda
Meninggal5 September 2000 (umur 81)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikNon Partai
ProfesiPolitikus, Dokter
AgamaIslam

1. Karir Militer

Sebagai seorang tokoh militer, Nasution sangat dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pak Nas demikian sebutannya dikenal juga sebagai penggagas dwifungsi ABRI.Orde Baru yang ikut didirikannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep dwifungsi itu ke dalam peran ganda militer yang sangat represif dan eksesif. Selain konsep dwifungsi ABRI, ia juga dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Fundamentals of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.

Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, ia ikut mendaftar. Ia kemudian menjadi pembantu letnan di Surabaya. Pada 1942, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Pada Maret 1946, ia diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Mei 1946, ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jendral Soedirman). Sebulan kemudian jabatan "Wapangsar" dihapus dan ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

2. Gelar

Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima. Nasution tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

3. Pranala luar

Didahului oleh:
1966 - 1972 Digantikan oleh:
Jabatan militer
Didahului oleh:
pertama
Pangdam Siliwangi
1946-1948
Digantikan oleh:
Daan Jahja
Didahului oleh:
G.P.H. Djatikoesoemo
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1949-1952
Digantikan oleh:
Bambang Soegeng
Didahului oleh:
Bambang Oetoyo
Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1955-1962
Digantikan oleh:
Ahmad Yani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous