Abdul Harris Nasution | |
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ke-2 | |
---|---|
Masa jabatan 1966 - 1967 | |
Presiden | Soekarno |
Pendahulu | Chaerul Saleh |
Masa jabatan 1967 - 1972 | |
Presiden | Soeharto |
Pengganti | Idham Chalid |
Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke-12 | |
Masa jabatan 10 Juli 1959 - 22 Februari 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Pendahulu | Djoeanda Kartawidjaja |
Pengganti | Sarbini |
Lahir | 3 Desember 1918 Kotanopan, Sumatera Utara, Hindia Belanda |
Meninggal | 5 September 2000 (umur 81) Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Non Partai |
Profesi | Politikus, Dokter |
Agama | Islam |
1. Karir Militer
Sebagai seorang tokoh militer, Nasution sangat dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pak Nas demikian sebutannya dikenal juga sebagai penggagas dwifungsi ABRI.Orde Baru yang ikut didirikannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep dwifungsi itu ke dalam peran ganda militer yang sangat represif dan eksesif. Selain konsep dwifungsi ABRI, ia juga dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Fundamentals of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.
Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, ia ikut mendaftar. Ia kemudian menjadi pembantu letnan di Surabaya. Pada 1942, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Pada Maret 1946, ia diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Mei 1946, ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jendral Soedirman). Sebulan kemudian jabatan "Wapangsar" dihapus dan ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
2. Gelar
Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima. Nasution tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
3. Pranala luar
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: pertama | Pangdam Siliwangi 1946-1948 | Digantikan oleh: Daan Jahja |
Didahului oleh: G.P.H. Djatikoesoemo | Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1949-1952 | Digantikan oleh: Bambang Soegeng |
Didahului oleh: Bambang Oetoyo | Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1955-1962 | Digantikan oleh: Ahmad Yani |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous