Minggu, 08 Agustus 2010

Haman (Al-Qur'an)

Haman adalah sekutu Fir'aun sebagai penasihat raja dan pelaksana proyek pembangunan menara yang digunakan Fir'aun untuk melihat Tuhan yang berada di zaman Musa.[1]. Istilah "Haman" dalam Al-Qur'an pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis[2] sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dariKitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester. Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti "Batu Rosetta" tahun 1799 dan tersingkapnya nama "Haman" yang menggambarkan hubungannya dengan Fir'aun[3]. Dalam pengkajian Al-Qur'an, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Fir'aun dan tentaranya dalam peristiwa Eksodus.

1. Narasi

Haman disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 6 kali.[5] Sumber-sumber dalamAl-Qur'an menyebutkan kisah Haman terjadi setelah kembalinya Musa dariMadyan. Dalam kerajaan Fir'aun, Haman menempati beberapa posisi penting kerajaan sebagai mentri, penasehat raja (terutama bidang keagamaan), dan sebagai pelaksana proyek pembangunan menara. Haman diperintah oleh Fir'aun untuk membuat menara yang akan digunakan Fir'aun untuk melihat "Tuhan Musa". Pembuatan menara itu membutuhkan 50.000 pekerja dan belum termasuk tukang untuk membuat kuil-kuil[6]. Setelah pembangunan menara selesai, Fir'aun menembakkan panah dari puncak menara untuk mengalahkan Tuhan Musa. Fir'aun berbohong kepada Musa bahwa Tuhannya telah mati dengan menunjukkan anak panahnya yang kembali telah berlumuran darah[7][8]. Menara itu kemudian dirobohkan oleh Jibril menjadi tiga bagian yang menewaskan hampir seluruh pekerja.[9] Haman jugalah yang menasihati Fir'aun untuk menolak misi keagamaan Musa. Pada peristiwa pelarian Bani Israel dari Mesir, Haman tenggelam bersama Fir'aun dan tentaranya

Referensi

  • Maftuh Ahnan (1991). Menyingkap Kisah 25 Nabi / Rasul lewat Al-Qur'an. Surabaya: Anugerah
  • Dr. Louay Fatoohi & Prof. Shetha Al-Dargazelli (2007). Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel dan Al-Qur'an Sebuah Penelitian Islamic Archaeology. Bandung: Mizania
  • Walter Wreszinski (1906). Aegyptische Inschriften aus dem K.K. Hof Museum in Wien. J. C. Hinrichs' sche Buchhandlung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous