Setiap orang tua menyadari bahwa menanamkan disiplin haruslah dimulai sejak dini. Orang tua berharap anak mampu mengikuti saran orang tua agar bersikap baik dan menjauhi sifat atau tingkah laku yang buruk.
A. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukumandimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.
B. Macam – Macam Disiplin
1. Disiplin diri
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting.
2. Disiplin dalam kehidupan pribadi
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Dalam ajaran, Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist, yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain
" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu…………..(An Nisa 59)
disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa.
Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam kehdupan pribadi, dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Disiplin Waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu. Orang Inggris mengatakan „waktu adalah uang", peribahasa Arab mengatakan „ Waktu adalah pedang", atau „Waktu adalah peluang emas", dan kita orang
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yang ketat dalam kehidupan pribadinya.
4. Disiplin dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri.Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-Nya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam beribadah itu mengendung 2 hal :
a. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh..
Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau terpaksa. Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya.
sebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan allah.
b. Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.
Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat.
Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.
5. Disiplin dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :
" Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi).
6. Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
7. Disiplin Sekolah
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya “
Tujuan disiplin sekolah Adalah :
1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Selain itu tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Di lingkungan internal sekolah pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.
C. Langkah-Langkah Praktis Untuk Mewujudkan Kebiasaan Disiplin antara lain Adalah :
1. Mengubah paradigma keliru
Banyak orang menganggap disiplin sesuatu yang tidak menyenangkan, membatasi diri, dan membuat hidup tidak nyaman. Jika kita menyadari disiplin adalah kebiasaan yang kita perlukan untuk meraih lebih banyak tujuan yang menarik, maka kita akan punya minat atau kesenangan untuk melakukannya.
2. Hindari akibat buruknya
Tak disiplin mengakibatkan kehidupan yang stres, penuh tekanan, memiliki hubungan buruk dengan orang lain karena sulit menepati janji. Kinerja terus memburuk, karena tidak dapat memenuhi tenggat waktu sesuai yang dijadwalkan. Merasa terus kekurangan waktu karena tidak dapat mengelola waktu dengan benar.
3. Dapatkan kesenangan sesungguhnya
Ketidakdisiplinan seringkali disebabkan oleh penetapan prioritas yang keliru terhadap kesenangan. Orang yang tidak disiplin cenderung bersenang-senang dahulu, bersusah-susah kemudian. Menikmati santai di awal dan menumpuk kesulitan di akhir, sungguh pemikiran yang salah. Perasaan senag yang sesungguhnya justru didapatkan setelah kita berhasil melalui masa-masa sukar sebelumnya. Tundalah kesenangan kecil saat ini untuk mencapai kesenangan yang lebih besar kemudian.
4. Miliki target yang realistis
Orang yang tidak disiplin berarti hidup tanpa arah dan tujuan. Hidup tanpa target adalah hidup yang tidak akan mencapai apa-apa. Mulailah menetapkan target yang memungkinkan untuk dicapai. Mencapai sesuatu adalah hal yang menyenangkan dan akan memotivasi kita untuk melakukannya lagi, dan pada akhirnya membuat kita disiplin, karena untuk mencapai target apapun diperlukan kedisiplinan.
5. Temukan manfaatnya
Meraih produktivitas yang lebih tinggi, meningkatkan efektivitas pribadi, memiliki lebih banyak waktu yang tersisa, pikiran yang tenang, bekerja dalam suasana yang nyaman, meraih sukses yang lebih besar dan hidup yang lebih baik. Keuntungan-keuntungan ini pasti kita dapatkan ketika kita mulai hidup disiplin dan teratur. Samuel A. Cypert, penulis buku-buku motivasi sukses, menegaskan, disiplin membuat kita dapat mengontrol pikiran, kebiasaan, dan emosi.
D. Ciri-Ciri Metode Pendidikan Disiplin Diantaranya Sebagai Berikut :
1. Memiliki batasan-batasan yang jelas
Pendidikan disiplin harus dilaksanakan dengan batasan-batasan yang jelas, karena tanpa batasan yang jelas, maka akan membuat tujuan pendidikan disiplin menjadi tidak tercapai. Kita ambil contoh Shalat, Ibadah shalat memiliki batasan-batasan yang jelas yang diatur dalam syarat rukun shalat. Siapapun yang akan melaksanakan ibadah shalat harus memenuhi syarat dan rukun tersebut tanpa toleransi, sehingga pelanggaran atas syarat dan rukun dapat berarti tidak melaksanakan ibadah shalat. Kebiasaan menepati syarat dan rukun shalat seharusnya berkembang menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari untuk menepati segala aturan dan kaidah dalam lingkungan rumah tangga, pekerjaan dan masyarakat. Sehingga menumbuhkan keteraturan dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan dan masyarakat. Keteraturan dalam kehidupan merupakan pangkal mencapai kesuksesan.
2. Berkelanjutan
Pendidikan disiplin harus dilaksanakan secara berkelanjutan artinya harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak hanya dilaksanakan pada saat terjadi kesalahan saja. Shalat, sebagai salah satu rukun Islam, adalah satu-satunya ibadah yang diwajibkan secara terus menerus sepanjang hayat manusia serta tidak terikat tempat dan waktu. Maka ibadah shalat adalah sebuah metode pendidikan disiplin berkelanjutan yang luar biasa manfaatnya. Dikaitkan dengan upaya meraih kesuksesan, ibadah shalat bisa menghidarkan diri dari sifat bosan dalam melakukan suatu aktifitas. Ibadah shalat menghindarkan diri dari sifat bosan karena harus dilakukan terus menerus.
3. Autoritatif
Autoritatif artinya pendidikan disiplin sebaiknya tidak dilakukan dengan cara yang terlalu otoriter, tetapi juga tidak terlalu memperbolehkan semuanya (permisif). Sikap otoriter tanpa permisif akan menumbuhkan pembangkangan diam-diam, sementara sikap permisif yang berlebihan bisa menjadikan pendidikan disiplin dianggap sebagai sesuatu yang tidak serius. Dalam bahasa sederhana, pendidikan disiplin harus fleksibel menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Fleksibilitas ibadah shalat adalah ketika ada halangan karena sakit atau bepergian, terdapat tata cara melakukan shalat dalam keadaan halangan tersebut. Dengan adanya pintu permisif dan fleksibilitas tersebut, tidak ada alasan bagi siapapun untuk membangkang dari perintah shalat dengan alasan ada halangan. Pemenuhan syarat dan rukun shalat yang bisa dilaksanakan dalam berbagai keadaan, membuat shalat sebagai sarana efektif melaksanakan pendidikan disiplin. Ibadah shalat dengan demikian juga mengajarkan agar kita tidak putus asa apabila terdapat halangan, karena kita yakin selalu ada kemudahan dan fleksibilitas apabila situasi dalam keadaan tidak normal. Sifat putus asa akan menjadi penghalang besar dalam mencapai kesuksesan seseorang.
E. Cara – Cara Orang tua Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak Sejak Dini Secara Efektif, Antara lain adalah :
1. Menyadari bahwa ada faktor motivasi di balik tingkah laku buruk yang ditampilkan anak. Anak mempunyai motivasi untuk bertingkah laku buruk, misalnya bosan, mencari perhatian, balas dendam atau yang lain. Agar dapat mengubah perilaku anak, orang tua juga perlu mengetahui motivasi di balik tingkah lakunya.
2. Tetapkan batasan yang jelas dan tepat. Orang tua perlu menjelaskan batasan yang jelas hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan apa yang dilarang. Penjelasan perlu diberikan dengan mendetail sehingga anak-anak tidak bertanya-tanya. Adanya batasan dapat membantu anak menentukan pilihan perilaku.
3. Hubungkan disiplin dengan situasi yang sedang terjadi. Orang tua harus menghubungkan disiplin dengan tingkah laku yang terjadi saat ini. Orang tua perlu menekankan bahwa tingkah laku buruk tidak dapat diterima orang tua. Orang tua perlu meyakinkan bahwa ia tidak menyukai perilaku buruk tapi tidak membencinya. Orang tua juga perlu menjelaskan alasan mengapa tingkah laku tertentu tidak disukai. Hal ini melatih anak untuk memahami bahwa tingkah lakunya memiliki dampat bagi orang lain.
4. Konsekuensi. Disiplin tanpa konsekuensi dapat membingunkan anak dan cenderung memunculkan masalah sama di masa depan. Jika anak melakukan kembali tindakan yang dilarang, anak juga harus diberi konsekuensi yang sama seperti sebelumnya. Konsekuensi ini juga berlaku bagi orang tua sendiri.
5. Jangan memberi sanksi disiplin di muka umum. Pemberian sanksi disiplin dapat menjadi hal yang sensitif bagi anak. Jika ingin mendisiplinkan berbicaralah berdua dengan anak dan jangan dilakukan di hadapan orang lain. Pemberian sanksi di muka umum justru akan membuat anak merasa malu dan marah. Oleh karena itu hargailah perasaan anak juga.
6. Hindari amarah yang meledak-ledak. Dalam mendisiplinkan kepada anak dibutuhkan ketegasan orang tua. Namun, tidak berarti bahwa orang tua harus berteriak atau membentak anak. Hal semacam itu justru dapat membuat disiplin anak menjadi tidak efektif. Sebaiknya orang tua perlu berbicara dengan lembut, tetapi tegas. Hindari pembicaraan dengan anak jika anda dalam kondisi marah.
7. Tetapkan disiplin yang sesuai untuk perilaku buruk. Orang tua perlu membuat sanksi disiplin yang sesuai dengan perilaku buruk. Di samping itu, orang tua harus memperhatikan agar jangan sampai disiplin diterapkan terlau lemah atau terlau keras pada anak.
8. Sanksi disiplin diberikan segera setelah perilaku buruk ditampilkan. Jika orang tua mengetahui bahwa anak telah melanggar disiplin, segeralah merapkan sanksi disiplin pada anak. jangan menundanya hingga beberapa waktu. Penundaan justru dapat membuat anak mengira orang tua tidak bersungguh-sungguh merapkan disiplin pada dirinya.
9. Pengawasan hingga beberapa waktu. Orang tua perlu membicarakan mengenai disiplin yang diterapkan pada anak. Ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak dapat memahami dan belajar sesuatu dari penerapan disiplin dan sejauh mana anak bersungguh-sungguh menjalankannya.
F. Manfaat Disiplin
Banyak manfaat yang kita rasakan bila kita hidup disiplin, yaitu:
§ Bagi diri sendiri
Hidup lebih terarah dan terhindarnya dari perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, norma sopan santun, norma kesusilaan, maupun norma hukum; juga akan terjaga dari penyimpangan tingkah laku yang dapat menjerumuskan ke dalam kenistaan.
§ Bagi kehidupan bermasyarakat
Masyarakat akan dapat menikmati ketentraman dalam kehidupan bersama.
§ Bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
Akan terciptanya bangsa yang mengerti tentang hak dan kewajiban, ketahanan nasional semakin tangguh dan pembangunan akan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan.
G. Pelaksanaan Kedisiplinan Dalam Kehidupan Sehari –hari
Peningkatan disiplin pribadi, masyarakat dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah tugas kita bersama. Karena sikap mental disiplin tidak timbul dengan sendirinya, maka harus dibina secara sadar baik melalui pendidikan maupun dengan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam masyarakat.
Orang tua perlu mendidik dan memberi contoh tindakan disiplin dalam kehidupan keluarga, caranya antara lain:
- Menumbuhkan sikap tanggung jawab anggota keluarga terhadap kepentingan bersama dalam keluarga.
- Membiasakan mengatur dan mentaati penggunaan waktu untuk urusan keluarga secara teratur.
- Membiasakan hidup tertib.
- Mentaati norma sopan santun, norma moral dan norma keagamaan dalam lingkungan keluarga.
Kedisiplinan perlu ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
- Dengan disiplin diri dalam berlalu lintas, terutama di jalan-jalan umum dan jalan raya akan membuat lalu lintas menjadi aman, tertib dan lancar.
- Sebagai seorang pelajar harus memiliki sikap disiplin contohnya
- datang ke sekolah tepat waktu;
- rajin belajar;
- mentaati peraturan sekolah;
- mengikuti uapacara dengan tertib;
- mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu dan sebagainya.
- Sebagai anggota masyarakat, juga dituntut untuk bersikap disiplin contohnya:
- bersedia untuk bekerja keras;
- mentaati peraturan perundangan, norma-norma yang diyakini kebenarannya;
- disiplin pada agama yang dianut;
- tertib waktu dan tepat pada janji untuk memelihara kepercayaan dari orang lain dalam usaha dan pergaulan;
- membayar pajak tepat waktu.
Jadi memang disiplin itu sangat penting bagi kehidupan, karena dapat menjadikan hidup lebih teratur, aman dan tentram serta dapat menunjang tercapainya pembangunan nasional.
referensi dari buku, ad ndak???
BalasHapus