Kewajiban berikutnya setelah menta’ati Alloh dan Rosul-Nya adalah berbakti kepada kedua orang tua, sebagaimana disebutkan dalam hadits :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ ص قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى مِيْقَاتِهَا , قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ , قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Dari ‘Abdulloh bin Mas’ud ra : “Aku bertanya kepada Rosululloh saw : “Amalan apakah yang paling utama ?” Beliau menjawab : “Sholat tepat pada waktunya.” Aku bertanya : “Kemudian apa ?” Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya : “Kemudian apa lagi ?” Beliau menjawab : “Berjihad di jalan Alloh.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Di antara akhlak kepada kedua orang tua adalah tidak berkata dan tidak tidak berlaku kasar, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ قَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَ لاَ تَنْهَرْهُمَا وَ قُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah menetapkan agar kalian jangan menyembah kecuali kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah mencapai usia lanjut berada di sisimu, maka janganlah kamu katakana kepada keduanya : “Ah !” dan jangan pula menghardik keduanya dan katakana kepada keduanya perkataan yang mulia !” ( Qs. Al-Isro’ : 23 )
Yaitu jangan sampai mengatakan kepada kedua orang tua perkataan yang jelek, meskipun yang paling ringan, yakni : “Ah !” yang berarti desahan karena bosan atau dongkol. Begitu pula tidak boleh melakukan perbuatan jelek, sekalipun yang paling ringan, seperti mengibaskan tangan.
Di antara akhlak kepada kedua orang tua adalah bersikap santun dan mendo’akan kebaikan untuk keduanya sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ اخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَ قُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih saying, dan ucapkanlah do’a : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” ( Qs. Al-Isro’ : 24 )
Di antara akhlak kepada orang tua adalah menta’ati kepada kedua orang tua pada setiap perintah dan larangannya selama tidak melanggar syari’at agama, sebagaimana tersebut dalam hadits :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ : عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ : رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ , قِيلَ : مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلْ الْجَنَّةَ
“Dari Abuj Huroiroh dari Nabi saw : “Kehinaan, kemudian kehinaan, kemudian kehinaan.” Ada yang bertanya : “Siapa itu, wahai Rosululloh ?” Beliau menjawab : “Siapa saja yang menjumpai kedua orang tuanya ketika telah lanjut usia salah satunya atau keduanya namun tidaklah perjumpaannya itu memasukkannya ke dalam syurga.” ( HR. Ahmad dan Muslim )
Termasuk berbakti kepada kedua orang tua adalah menolak secara halus bila diajak berbuat syirik atau kemaksiatan, sebagaimana firman Alloh :
وَ إِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَ صَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَ اتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan bila keduanya memaksamu untuk menyekutukan-Ku dengan apa pun yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya, maka jangan kamu mematuhi keduanya, dan tetap pergauli keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada Ku saja tempat kembali kalian, lalu Kami beritakan kepada kalian tentang apa yang dahulu kalian kerjakan.” ( Qs. Luqman : 15 )
Termasuk tindakan durhaka kepada kedua orang tua, yaitu mencela bapak atau ibu orang lain. Rosululloh saw bersabda :
مِنْ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ , قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَ هَلْ يَشْتِمُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ ؟
قَالَ : نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَ يَسُبُّ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya.” Para Shahabat bertanya : “Wahai Rosululloh, apakah mungkin seseorang mencela kedua orang tuanya ?” Rosul menjawab : “Ya. Dia mencela bapak orang lain lalu orang tersebut mencel bapaknya, dan dia mencela ibu orang lain lalu orang itu mencela ibunya.” ( HR. Muslim )
AKHLAQ KEPADA KAUM KERABAT
Kaum kerabat adalah orang-orang yang masih ada hubungan dekat yang bersifat keluarga, seperti : kakak, adik, paman, bibi dan lain-lainnya. Terhadap kaum kerabat, kita wajib berbuat baik, sebagaimana firman Alloh :
وَ اعْبُدُوا اللَّهَ وَ لاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَ بِذِي الْقُرْبَى وَ الْيَتَامَى
وَ الْمَسَاكِيْنِ وَ الْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَ الْجَارِ الْجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ
وَ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا
“Sembahlah Alloh dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, kepada kedua orang tua hendaklah berbuat baik, juga kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman yang jauh, anak jalanan dan budak-budak yang kalian miliki, sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi berlagak.” ( Qs. An-Nisa’ : 36 )
Di antara akhlaq kepada kaum kerabat adalah menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sebagaimana sabda Nabi saw :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada kerabat yaitu tetap menjaga silaturrahim dengan mereka, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir hendaklah dia menyambung hubungan silaturrahim.” ( HR. Al-Bukhori )
Di antara akhlaq kepada kerabat adalah memberi bantuan kepada mereka pada apa saja yang mereka butuhkan. Alloh ta’alaberfirman :
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ إِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
“Sesungguhnya Alloh menyuruh ( kalian ) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat.”
( Qs. An-Nahl : 90 )
Rosululloh saw bersabda :
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَ إِنَّهَا عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ
“Shodaqoh kepada orang miskin hanyalah shodaqoh, namun bila kepada kaum kerabat ada dua pahala : shodaqoh dan silaturrahim.” ( HSR. Ahmad, An-Nasai dan Ibnu Majah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous