Selasa, 13 Juli 2010

KENAPA NABI MUHAMMAD saw TIDAK BOLEH DILUKIS ?

Banyak orang yang tidak faham akan agama Islam, baik dari kalangan umat Islam itu sendiri atau dari kalangan umat non muslim yang mempertanyakan kenapa Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak boleh dilukis apalagi dibuat patung ? Larangan melukis Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin. Sebagaimana sejarah permulaan timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan
tersebut hanya sekedar digunakan untuk mengenang kesholihan mereka dan belum disembah. Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut.
Sebenarnya melukis makhluk hidup, yaitu manusia atau binatang hukumnya berdosa, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا
نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَمَ
“Setiap pelukis ada di dalam neraka, dijadikan setiap lukisannya memiliki jiwa, lalu akan menyiksa pelukisnya di dalam neraka Jahanam.” ( HR. Muslim )
Ibnu ‘Abbas dalam riwayat tersebut menyebutkan : “Bila mesti melakukannya, maka buatlah lukisan pohon atau apa pun yang tidak memiliki nyawa.”
Dalam hadits yang lain disebutkan :
عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الأَسَدِيِّ قَالَ : قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً
إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاً قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj Al-Asadi dia berkata : ‘Ali bin Abi Tholih berkata kepadaku : “Maukah aku utus engkau pada apa yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengutusku ? yaitu jangan kamu biarkan gambar kecuali kamu menghapusnya, dan kuburan yang dikeramatkan kecuali kamu meratakannya.” ( HR. Muslim )
Artinya menggambar apa pun dari manusia atau pun hewan dilarang karena bisa menjadi pemicu kemunculan paganisme baru. Ini adalah kaidah saddudz dzari’ah atau “menutup jalan yang menuju kepada kerusakan”. Melukis Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam selain dilarang karena adanya larangan melukis makhluk bernyawa dari jenis manusia dan binatang, juga dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan berhala.



وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ مِنْهُمْ أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ
“Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Ketika Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian isteri beliau menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah rodhiyallohu ‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka menyebutkan tentang kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau pun mengangkat kepalanya, lalu bersabda : “Itulah orang-orang yang bila ada orang sholih di antara mereka yang mati, mereka membangun masjid di atas kuburannya kemudian membuat gambar-gambarnya. Itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori ) Demikian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mere ka.” ( HSR. Abu Dawud ) .Dalam hadits yang lain, beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُلَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا
“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rosul utusan-Nya.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori ) Itulah sebab utama kenapa Umat Islam bersikeras melarang melukis Ro-sululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga kemurnian ‘aqidah tauhid.
Masih banyak sebab yang lainnya dari larangan menggambar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya penggambaran diri Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam akan membuka peluang untuk perbuatan penistaan terhadap pribadi beliau. Sebagaimana seseorang yang benci kepada orang lain, namun karena tidak mampu melampiaskan kebenciannya secara langsung, mereka lantas membuat serentetan penista an terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Apakah akan dia ludahi atau dia injak-injak atau dia sobek-sobek atau dia bakar atau dibikin ka rikatur yang bernuansa pelecahan, dan sebagainya.
Dengan tidak dilukisnya gambar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam maka tidak mungkin seseorang yang kafir atau fasiq mampu membuat gambaran wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, karena hanya orang-orang yang benar imannya saja yang bisa melihat
beliau :
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا
يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي
“Barangsiapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia benar-benar melihatku, karena syetan tidak mungkin menyerupai bentukku.” ( Hr. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad )
Dalam salah satu riwayat Al-Bukhori ada tambahan :
وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ
النُّبُوَّةِ
“Dan mimpi seorang mu’min adalah seperempat puluh enam bagian dari kenabian.” Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi kafir bisa tahu wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Andai mereka bermimpi suatu sosok manusia yang mengaku-aku sebagai Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam maka dapat dipastikan bahwa sosok itu adalah syetan. Karena meski tidak mungkin menyerupai bentuk Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, tetapi syetan bisa saja mengaku-aku sebagai Rosululloh. Lalu bagaimana kita mengetahui kalau sosok yang mengaku Rosululloh di dalam mimpi kita adalah benar-benar asli Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ? Caranya adalah dengan dicocokkan dengan hadits-hadits syamail yang shohih, yaitu hadits-hadits yang bertutur tentang ciri-ciri Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Ada pun karikatur yang digambar oleh orang-orang kafir dan mu-nafiq adalah kebohongan, karena bagaimana mungkin mereka bisa menggambar wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, sedangkan untuk melihatnya saja mereka tidak mungkin bisa ?!!! Maka yakinlah bahwa apa yang mereka lukis dan apa yang mereka bikin karikaturnya pasti bukan
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam

1 komentar:

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous