Hadits Nabi saw dilihat dari sanadnya terbagi menjadi dua, yaitu Hadits Mutawatir ( المتواتر ) dan Hadits Ahad ( الآحاد ).
HADITS MUTAWATIR
Hadits Mutawatir yaitu hadits inderawi yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mustahil menurut adat terjadinya kesepakatan dusta di antara mereka. Hadits Mutawatir terbagi dua, yaitu :
- Lafzhi ( اللفظي ), yaitu hadits yang para perowinya sepakat dengan suatu lafazh, contoh :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh lebih dari 100 Shahabat ra dan memiliki ratusan sanad.
- Ma’nawi ( المعنوي ), yaitu hadits yang disepakati maknanya, tetapi para perowi meriwayatkan dalam lafazh dan kejadian yang berbeda-beda. Contoh : Hadits tentang mengusap khuff ( sepatu bot ).
Hadits Mutawatir memberikan faedah ilmu dhoruri ( الضروري ) yaitu ilmu yang pasti ( yakin ) dan tidak boleh diingkari kebenarannya.
HADITS AHAD
Hadits Ahad yaitu hadits yang jumlah perowinya tidak mencapai derajat mutawatir. Hadits Ahad dilihat dari jumlah sanadnya terbagi menjadi tiga, yaitu :
- Masyhur ( المشهور ), yaitu hadits yang memiliki tiga buah jalan ( sanad ) atau lebih, contoh :
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ
“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin merasa aman dari ( gangguan ) lisan dan tangannya.”
( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai dll )
Hadits ini diriwayatkan dari Shahabat ‘Abdulloh bin ‘Amr, Jabir bin ‘Abdillah, Abu Huroiroh, Abu Sa’id Al-Khudri, dan lain-lain.
- ‘Aziz ( العزيز ), yaitu hadits yang memiliki dua buah jalan ( sanad ), contoh :
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَ وَلَدِهِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia menjadikan aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.”
( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, An-Nasai dan Ibnu Majah )
Hadits ini diriwayatkan dari Shahabat Anas bin Malik dan Abu Huroiroh.
- Ghorib ( الغريب ) disebut pula Fard ( الفرد ), yaitu hadits yang hanya memiliki satu buah jalan ( sanad ), contoh :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Amalan-amalan itu hanyalah bergantung kepada niat dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan.”
( HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dll )
Hadits ini hanya diriwayatkan dari satu jalan, yaitu dari Shahabat ‘Umar bin Al-Khoththob ra.
Hadits Ahad memberikan faedah ilmu nazhori ( النظري ), yaitu keharusan untuk diteliti kebenarannya. Karena itu maka masing-masing hadits Ahad di atas terbagi lagi menjadi tiga, yaitu :
- Shohih ( الصحيح ), yaitu hadits yang telah dapat dibuktikan secara sah kebenarannya berasal dari Nabi saw.
- Hasan ( الحسن ), yaitu hadits yang telah dapat dibuktikan berdasarkan sangkaan kuat terbebas dari kesalahan dalam riwayat.
- Dho’if ( الضعيف ), yaitu hadits yang diduga palsu atau diduga terjadi kesalahan dalam riwayat.
Dan bilamana suatu hadits telah dapat dibuktikan Shohih atau Hasan, maka wajib hukumnya menerimanya. Sedang hadits yang Dho’if wajib untuk ditinggalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous