Selasa, 13 Juli 2010

PEMBANGUNAN KA’BAH

Setelah peristiwa Qurban, Nabi Ibrohim  meninggalkan Isma’il dan ibunya untuk kembali kepada Saroh di Pelestina. Isma’il pun beranjak dewasa lalu belajar bahasa ‘arab dari suku Jurhum dan menikahi wanita dari suku mereka. Sampai akhirnya Hajar ibu Isma’il wafat.
Setelah sekian lama, Nabi Ibrohim kembali mengunjungi Isma’il . Tapi ketika itu Isma’il sedang pergi, sehingga Ibrohim  hanya bertemu de ngan isteri Nabi Isma’il. Lalu Ibrohim  menanyakan perihal Isma’il  kepada isterinya, dia menjawab : “Isma’il pergi mencari nafkah untuk kami.” Kemudian Ibrohim  menanyakan tentang kehidupan dan kondisi mereka dan dijawab oleh isteri Isma’il : “Kami manusia, kami hidup dalam kesempi-tan dan kesulitan.” Istri Isma’il pun mengadukan kondisinya kepada Ibro-him  . Ibrohim berkata : “Bila suamimu pulang, sampaikan salam dariku, dan katakan kepadanya agar dia mengganti gagang pintunya.”
Ketika Isma’il  datang, seakan-akan dia sedang senang karena se-suatu, lalu berkata : “Apakah ada seseorang yang datang kepadamu ?” Isteri-nya menjawab : “Ya. Telah datang kepadaku seorang laki-laki tua yang begi-ni begitu, kemudian dia menanyakan tentangmu, maka aku pun memberita-hukannya kepadanya. Dia bertanya kepadaku tentang kehidupan kita, maka aku beritahukan bahwa kita berada di dalam kepayahan dan kesulitan.” Isma ‘il bertanya : ”Apakah dia menitipkan pesan kepadamu ?” Isterinya menja-wab : “Ya. Dia menyuruhku untuk menyampaikan salamnya kepadamu dan mengatakan kepadamu agar kamu merubah gagang pintumu.” Isma’il berka-ta : “Itu adalah bapakku, dan dia telah menyuruhku untuk menceraikanmu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu !” Isma’il pun menceraikannya dan menikah dengan wanita yang lainnya.
Setelah sekian lama Ibrohim meninggalkan mereka, dia kembali me-ngunjungi keluarga Isma’il, namun kembali tidak mendapati Nabi Isma’il. Dia menemui isteri Isma’il yang baru dan menanyakan kepadanya tentang-nya. Maka isteri Isma’il menjawab : “Dia pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Ibrohim bertanya : “Bagaimana keadaan kalian ?” Dia menanyakan ten-tang penghidupan dan kondisinya, maka isteri Isma’il menjawab : “Kami baik-baik saja dalam keluasan rejeki.” Lalu isteri Nabi Isma’il memuji Alloh ‘azza wa jalla. Ibrohim bertanya : “Apa makanan kalian ?” Isteri Isma’il men-jawab : “Daging.” Ibrohim bertanya : “Apa minuman kalian ?” Isteri Isma’il menjawab : “Air.” Lalu Ibrohim berdo’a : “Ya Alloh berkahilah untuk mere-ka daging dan air.”
- Nabi Muhammad  bersabda : “Ketika itu belum ada biji-bijian. Seandainya ada bi ji-bijian pada mereka, niscaya Ibrohim pun mendo’akan berkahnya untuk mereka.” -
Kemudian Nabi Ibrohim berkata : “Bila suamimu datang, sampaikan salam-ku kepadanya, dan suruh dia untuk mengokohkan gagang pintunya.” Ketika Isma’il datang, dia bertanya : “Apakah ada seseorang yang datang ?” Isteri-nya menjawab : “Ya. Ada seorang tua yang datang kepada kita dalam keada-an yang bagus.” Lalu isterinya memuji Nabi Ibrohim, dan berkata : “Kemu-dian dia bertanya kepadamu tentangmu, maka aku memberitahukannya. Dia juga bertanya kepadaku bagaimana penghidupan kita, maka aku kabarkan bahwa kita baik-baik saja.” Isma’il bertanya : “Apakah dia menitipkan pesan kepadamu ?” Isterinya menjawab : “Ya. Dia mengucapkan salam atasmu dan menyuruhmu supaya mengokohkan gagang pintumu.” Isma’il berkata : “Itu adalah ayahku, dan kamu adalah gagang pintu yang dimaksud, jadi be-liau menyuruhku untuk mempertahankanmu sebagai isteri.”
Inilah kisah yang dituturkan oleh Ibnu ‘Abbas  sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori. Dalam kisah ini dapat dipetik hikmah bahwa semes-tinya seorang isteri mensyukuri kerja keras suaminya dan tidak mengadukan perihal kekurangan rumah tangganya kepada pihak yang lainnya. Isteri yang tidak mampu mensyukuri suami, bahkan membongkar aib suami, bukanlah tipe isteri yang baik, dan ini merupakan salah satu sebab kesulitan ekonomi dalam sebuah rumah tangga. Namun isteri yang sholihah adalah isteri yang mampu menjadi partner atau rekan kerja bagi suami dalam mengelola rumah tangga, mensyukuri usaha keras suami dan menutupi aib rumah tangga dari pihak lain. Tipe isteri yang semacam ini insya Alloh akan mampu mensejahte-rakan rumah tangga dan melancarkan rejeki bagi suaminya.
Setelah sekian lama, Nabi Ibrohim  kembali datang menemui Na-bi Isma’il  dan berkata : “Sesungguhnya Alloh telah memerintahkanku su paya membangun Baitulloh di sana,” sambil memberi isyarat kepada sebuah dataran tanah yang tinggi. Inilah Baitulloh pertama yang dibangun di muka bumi, yaitu Ka’bah, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَ هُدًى لِّلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Baitulloh yang pertama dibangun untuk ( tempat ibadah ) manusia, ialah Baitulloh yang di Bakkah ( Mekah ) yang diberkahi dan menja di petunjuk bagi semesta alam.” ( Qs. Ali ‘Imron : 96 )
Kemudian Nabi Ibrohim  bersama dengan Nabi Isma’il  bersama-sa-ma membangun Ka’bah. Nabi Isma’il  yang membawa batu-batuannya lalu Nabi Ibrohim  yang menyusunnya menjadi bangunan. Ketika bangu- nannya telah tinggi, Nabi Ibrohim  meletakkan batu di tanah sebagai tem pat berpijaknya. Batu tempat berpijak Nabi Ibrohim ini kemudian disebut se bagai Maqom Ibrohim, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّـنَاتٌ مَّقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَن دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, ( di antaranya ) Maqom Ibrohim barangsiapa memasukinya ( yaitu Baitulloh itu ) menjadi amanlah dia.”
( Qs. Ali ‘Imron : 97 )
Ketika membangun Ka’bah tersebut, Nabi Ibrohim dan Nabi Isma’il ber- do’a, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an :
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Dan ( ingatlah ), ketika Ibrohim meninggikan pondasi Baitulloh bersama Isma’il ( seraya berdoa ) : “Ya Tuhan kami terimalah dari kami ( amalan ka- mi ), sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan ( jadikanlah ) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”( Qs. Al-Baqoroh : 127 – 128 )
Alloh pun mengabulkan permohonan mereka dengan menunjukkan tata ca-ra manasik haji yang kemudian dijalankan oleh manusia sejak saat itu hingga sekarang. Hanya saja ajaran tauhid Nabi Ibrohim dan Nabi Isma’il kemudian dirusak oleh ‘Amr bin Luhay yang mengimport beraneka berhala dari luar Ja zirah Arab sehingga bercampurlah manasik haji mereka dengan budaya ber-halaisme. Dan budaya berhalaisme ini akhirnya Alloh leyapkan dengan meng utus Nabi Muhammad  . Oleh karena itu rangkaian do’a dari Nabi Ibro-him dan Nabi Isma’il berikutnya adalah :
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ
إِنَّكَ أَنتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mere-ka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajar- kan kepada mereka Al Kitab ( Al Qur’an ) dan Al-Hikmah ( As-Sunnah ) ser ta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Ma-ha Bijaksana.” ( Qs. Al-Baqoroh : 129 )
Demikianlah kisah pembangunan Ka’bah atau Baitulloh yang kemudian dise but dengan Masjid Al-Haram ( Masjid Yang Mulia ). Dibangun bukan untuk disembah, namun sebagai pemersatu arah atau qiblat umat manusia.
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَن لا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَ طَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ
وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan ( ingatlah ), ketika Kami memberikan tempat untuk Ibrohim di tem- pat Baitulloh : “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thowaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.”
( Qs. Al-Hajj : 26 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous