Kamis, 15 Juli 2010

BANJIR BADAI TERBESAR

Perjuangan Nabi Nuh  untuk menda’wahkan tauhid justru ber- buah kebencian dan permusuhan dari kaumnya. Teror dan ancaman terus bertubi-tubi dilontarkan oleh kaumnya yang memang sangat kolot dengan tradisi pemujaan kepada berhala Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr, seba gaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :
وَقَالُوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لا سُوَاعًا وَ لا يَغُوثَ وَ يَعُوقَ وَ نَسْرًا
“Dan mereka berkata : ” Janganlah sekali-kali kalian meninggalkan ( penyem bahan ) tuhan-tuhan kamu, dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan ( penyembahan ) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr !”
( Qs. Nuh : 23 )
Kemudian Nuh  mengadu kepada Alloh :
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانتَصِرْ
“Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah ( aku ) !” ( Qs. Al-Qomar : 10 )
Dalam ayat lain disebutkan :
قَالَ رَبِّ انصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ
“Nuh berdo’a: “Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena apa yang mereka telah mendustakan aku !” ( Qs. Al-Mu’minun : 26 )
Demikian kesabaran Nabi Nuh  dalam berda’wah, yaitu ketika penentang an terhadap da’wah tauhid semakin keras, beliau menyerahkan perkaranya kepada Alloh. Karena tidak ada yang mampu menolong selain Alloh.
Mereka tidak hanya mendustakan da’wah Nabi Nuh  namun ju-ga menantang Nabi Nuh  untuk mendatangkan adzab Alloh ta’ala yang diancamkan kepada mereka.
قَالُواْ يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتَنِا بِمَا تَعِدُنَا إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Mereka berkata : “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah membantah kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datang- kanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu ter-masuk orang-orang yang benar !” ( Qs. Hud : 32 )
Begitu kerasnya hati kaum Nabi Nuh  hingga mereka pun menantang un tuk didatangkan adzab kepada mereka. Nuh  menjawab :
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُم بِهِ اللّهُ إِن شَاء وَمَا أَنتُم بِمُعْجِزِينَ
“Nuh menjawab: “Hanyalah Alloh yang akan mendatangkan azab itu kepada kalian jika Dia menghendaki, dan kalian sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.” ( Qs. Hud : 33 )
Kemudian Nuh  pun berdo’a :
قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِي كَذَّبُونِ فَافْتَحْ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَنَجِّنِي وَمَن مَّعِي مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Nuh berkata : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan ku, maka berikanlah keputusan antaraku dengan mereka, dan selamatkan aku bersama orang-orang yang beriman yang mengikutiku !”
( Qs. Asy-Syu’aro : 117 – 118 )
Permohonan ini setelah Nuh  mengetahui bahwa tidak akan ada lagi di antara kaumnya yang mau mengikutinya, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَن قَدْ آمَنَ فَلاَ تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
“ Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman ( saja ), karena itu ja- nganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.”
( Qs. Hud : 36 )
Sebelum Alloh ta’ala menurunkan adzab-Nya kepada kaum Nabi Nuh  , Alloh terlebih dahulu memerintahkan Nuh  untuk membuat perahu, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَ تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” ( Qs. Hud : 37 )
Tentu perbuatan Nabi Nuh  membuat perahu di tengah-tengah daratan mengundang kaumnya untuk semakin mencemoohnya.
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُواْ مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُواْ مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemuka kaumnya ber jalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh : “Jika kalian me- ngejek kami, maka sesungguhnya kami pun akan mengejek kalian sebagaima na kamu sekalian mengejek ( kami ). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.” ( Qs. Hud : 38 – 39 )
Kemudian setelah selesai dari pembuatan perahu tersebut, Nabi Nuh  di perintahkan untuk membawa pengikutnya dan sepasang hewan dari setiap je nisnya untuk naik ke atas perahu.
حَتَّى إِذَا جَاء أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ
إِلاَّ مَن سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَلِيلٌ
“Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur telah memancarkan air, Kami berfirman : “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing bi- natang sepasang ( jantan dan betina ), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan ( muatkan pula ) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”
( Qs. Hud : 40 )
Akhirnya adzab Alloh pun datang, berupa banjir dan badai yang merenggut setiap orang kafir yang ada di muka bumi.
فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاء بِمَاء مُّنْهَمِرٍ وَفَجَّرْنَا الأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاء عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang ter- curah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka berte- mulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
( Qs. Al-Qomar : 11 – 12 )
Demikianlah, akhirnya kaum Nabi Nuh dibinasakan oleh Alloh ta’ala.
وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ
“Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelam kan mereka semuanya.” ( Qs. Al-Anbiya’ : 77 )
Dalam kejadian ini terdapat suatu pelajaran tentang lingkungan hidup, yaitu keharusan melestarikan alam, sebagaimana Nabi Nuh  diperintahkan un-tuk membawa dalam kapalnya sepasang binatang dari setiap jenisnya. De-ngan demikian jenis-jenis hewan yang hidup ketika itu tidak punah, meski-pun banjir bandang waktu itu memenuhi seluruh penjuru dunia dan pasti menewaskan banyak hewan-hewan yang tinggal di bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous