Kamis, 15 Juli 2010

NABI NUH ROSUL PERTAMA

Berkata ‘Abdulloh bin ‘Abbas y : “Antara Adam dan Nuh ada sepu-luh generasi yang semuanya berada di atas Islam.” [1]

Dari keterangan Ibnu ‘Abbas y ini, kita bisa memastikan bahwa agama asli umat manusia adalah Islam, yaitu ajaran tauhid, sebagaimana sabda Rosulul-loh r :

الأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ ….. وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

“Para Nabi itu bersaudara, … agama mereka satu.” ( HR. Muslim )

Dan sejak dari zaman Nabi Adam u hingga Nabi Nuh u tidak pernah terjadi kesyirikan. Dan awal munculnya kesyirikan adalah pada umat Na-bi Nuh u , yaitu dengan dipujanya patung-patung orang-orang sholih yang telah wafat, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr, sebagai-mana disebutkan dalam firman Alloh ta’alamenukil ucapan kaum Nabi Nuh u :

وَ قَالُوا لا تَذَرُنَّ آَلِهَتَكُمْ وَ لا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لا سُوَاعًا وَ لا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَ نَسْرًا

“Mereka berkata : “Jangan kamu tinggalkan sesembahan-sesembahan ka- lian, dan jangan pula kalian tinggalkan Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” ( Qs. Nuh : 23 )

Berkata Ibnu ‘Abbas y : “Yaitu nama-nama orang sholih dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meninggal dunia, syetan membisikkan kepada kaum- nya : buatlah patung-patung mereka di majlis-majlis yang dahulu mereka duduk padanya, lalu namailah dengan nama-nama mereka !” Maka kaum nya itu pun melakukannya, namun belum disembah, sampai habis genera si orang-orang tersebut dan telah sirna pula ilmu, mereka pun disembah.”

( AR. Al-Bukhori )

Inilah penyebab Nabi Nuh u diutus, yaitu untuk mengembalikan kaum-nya kepada agama nenek moyang mereka, yaitu Nabi Adam u dan sepu luh generasi anak-cucunya yang tetap setia dengan ajaran agama tauhid. Inilah nenek moyang manusia yang sebenarnya, yang masih lurus dalam ajaran tauhid. Di sini terdapat bantahan yang terang terhadap kaum filo-sof yang menyangka bahwa awal manusia adalah musyrik, kemudian muncul ajaran tauhid lewat proses “pencarian Tuhan“. Karena yang be-nar, justru kesyirikan yang muncul kemudian setelah hilangnya ilmu.

Demikianlah, sesungguhnya penyebab timbulnya kesyirikan di muka bumi adalah sikap berlebih-lebihan dalam mencintai orang-orang sholih, sebagaimana kaum Nabi Nuh yang mencintai orang-orang sholih mereka, lantas dipatungkan dan akhirnya disembah. Oleh karena itu Rosu lulloh e telah memperingatkan kita dari sikap berlebihan ini :

أَلا وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُونَ قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيهِمْ مَسَاجِدَ أَلا فَلا تَتَّخِذُوا الْقُبُورَ مَسَاجِدَ إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ

“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang sholih sebagai masjid, maka jangan-lah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan itu.” ( HR. Muslim )

وَ اعْلَمُوا أَنَّ شِرَارَ النَّاسِ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ

“Ketahuilah, sesungguhnya sejelek-jelek manusia adalah orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” ( HSR. Ahmad )

Inilah yang terjadi pada agama-agama sebelum Islam, sebagaimana Um- mu Salamah pernah bercerita tentang gereja-gereja yang ada di negeri Ha basyah yang di dalamnya banyak gambar dan patung orang-orang sholih, kemudian Rosululloh r bersabda :

إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya itulah mereka bila ada seorang sholih di kalangan mereka yang mati, mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuat gambar-gambar di dalamnya dengan gambar-gambar mereka, itulah mere ka sejelek-jeleknya makhluk di sisi Alloh pada hari qiyamat.”

( HR. Al-Bukhori dan Muslim )

Rosululloh e juga telah melarang umatnya dari menjadikan kuburan be-liau sebagai masjid, sebagaimana do’a beliau :

اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا يُعْبَدُ اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى قَوْمٍ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Ya Alloh, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang di sembah !” Sangat besar kemurkaan Alloh atas kaum yang menjadikan ku buran para nabi sebagai masjid.”

( HSR. Malik, Ahmad, dan Ibnu Abi Syaibah )

Namun sayangnya banyak kaum muslimin yang tidak mengerti tentang la rangan ini, kemudian terhasut oleh syetan jin maupun syetan manusia un-tuk menjadikan kuburan orang-orang sholih sebagai masjid. Di berbagai tempat banyak kita jumpai masjid-masjid yang dibangun di area kuburan nabi, wali atau tokoh agama lainnya, seperti di area kuburan Wali Sanga dan lain-lainnya. Begitu juga di berbagai area pemujaan, seperti di Gu-nung Srandil, Gunung Kawi dan lain-lainnya yang kesemuanya adalah tempat pemujaan kuburan orang-orang yang dianggap sholih atau tokoh. Padahal jelas sekali larangan dari Nabi r dari sholat di kuburan :

لا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ وَ لا تُصَلُّوا إِلَيْهَا

” Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula sholat mengha-dap kepadanya !” ( HR. Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi )

Bahkan sholat di area kuburan pun dilarang, meski tidak menghadap ke kuburannya, sebagaimana sabda Rosululloh r :

الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ

“Bumi itu semuanya masjid ( tempat sujud ), kecuali Kuburan dan WC.”

( HSR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim )

Ada pun kuburan Nabi r bersama dua Shahabatnya sekarang berada di dalam Masjid Nabawi bukan berarti pembenar bagi tindakan menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena Masjid Nabawi sudah berdiri ketika Ro-sululloh e masih hidup, dan beliau pun dikubur bukan di dalam masjid, namun di rumah ‘Aisyah t , demikian pula dengan dua Shahabatnya. Se-dangkan sekarang kuburan Nabi r bersama dua Shahabatnya berada di dalam Masjid Nabawi adalah karena kesalahan proyek pelebaran masjid yang mengenai rumah ‘Aisyah, sehingga perbuatan ini tidak bisa dijadi- kan dalil pembenar dari tindakan membuat kuburan sebagai masjid.

Bila Nabi Adam u adalah nabi pertama, maka Nabi Nuh u ada lah Rosul pertama, sebagaimana disebutkan dalam riwayat tentang syafa-’at di Mahsyar, ketika manusia berbondong-bondong datang kepada Nabi Nuh dan berkata : يَا نُوحُ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا ….

“Wahai Nuh, kamu adalah Rosul pertama yang diutus kepada penduduk bumi, dan Alloh telah menamaimu sebagai hamba yang pandai bersyukur ….” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim )

Yang demikian semakna dengan firman Alloh ta’ala :

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi setelahnya.”

( Qs. An-Nisa’ : 163 )

Di samping itu, karena sebelum zaman Nabi Nuh u belum terjadi kesyi-rikan, sehingga belum diperlukan adanya Rosul. Sedangkan cerita yang menyebutkan bahwa Qobil dan keturunannya menyembah syetan atau me nyembah api sehingga diutuslah Nabi Idris u untuk menumpas mereka adalah kisah yang batil dan tidak memiliki sumber yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous