Begitu gigihnya perjuangan Nabi Nuh , namun apa jawaban dari kaumnya ? Mereka malah menghina, mengingkari bahkan menteror Nabi Nuh . Alloh ‘azza wa jalla berfirman :
قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” ( Qs. Al-A’rof : 60 )
Demikian strategi syetan dalam memerangi para pejuang kebenaran, selalu menfitnah dan menjulukinya dengan julukan yang jelek-jelek agar orang-orang tidak mau mengikutinya.
Selain itu, mereka juga mencela para pengikut Nabi Nuh seperti disebut-kan dalam Al-Qur’an :
فَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قِوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلاَّ بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلاَّ الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ
“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami ti-dak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. ( Qs. Hud : 27 )
Perhatikanlah, bagaimana nilai kebenaran di mata orang-orang kafir hanya di tentukan oleh kelebihan harta-benda dan kedudukan duniawi. Ketika pengi-kut Nabi Nuh ternyata orang-orang miskin yang status sosialnya rendah maka mereka menjadikannya sebagai alasan untuk menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Nuh .
فَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ مَا هَذَا إِلا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَاء اللَّهُ لأَنزَلَ مَلائِكَةً مَّا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الأَوَّلِينَ إِنْ هُوَ إِلا رَجُلٌ بِهِ جِنَّةٌ فَتَرَبَّصُوا بِهِ حَتَّى حِينٍ
“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya berkata: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menja di seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Alloh menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar ( seruan yang seperti ) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. la ti- dak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah terhadapnya sampai suatu waktu “. ” ( Qs. Al-Mu’minun : 24 – 25 )
Lihatlah, bagaimana kaum Nabi Nuh menanamkan kebencian terhadap Nuh dan para pengikutnya. Mereka menuding Nuh dan para pengi kutnya menginginkan untuk mendapatkan status sosial yang tinggi sehingga bisa menggeser kedudukan para pemuka kaumnya. Fitnah dan tuduhan dus-ta semacam ini banyak pula dialami oleh para da’i sekarang ini.
Lebih jauh lagi, mereka menuduh Nabi Nuh berdusta, dengan alasan se- andainya ajaran Nabi Nuh benar, tentu Alloh akan mengutus para malai- kat, bukannya manusia. Alasan tersebut hanyalah mengada-ada saja, karena seandainya benar-benar malaikat yang diutus, niscaya mereka tidak akan mungkin bisa melihatnya kecuali bila malaikat tersebut menjelma ke wujud manusia, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا لَّجَعَلْنَاهُ رَجُلاً وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِم مَّا يَلْبِسُونَ
“Dan kalau Kami menjadikan rosul itu dari malaikat, tentulah Kami menjadi kan dia seorang laki-laki dan ( kalau Kami jadikan ia seorang laki- laki ), ten- tulah Kami merancukan atas mereka apa yang mereka rancu atas diri mereka sendiri.” ( Qs. Al-An’am : 9 )
Kalau demikian apa bedanya antara Nabi yang seorang manusia dengan ma- laikat yang seandainya diutus pun pasti berujud manusia ?
Dan seandainya malaikat yang diutus, lalu mereka tetap mengingkarinya, ten tu akan segera dituntaskannya urusan mereka dengan adzab, sebagaimana fir man Alloh ta’ala :
وَقَالُواْ لَوْلا أُنزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنزَلْنَا مَلَكًا لَّقُضِيَ الأمْرُ ثُمَّ لاَ يُنظَرُونَ
“Dan mereka berkata : “Mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat ?” dan kalau Kami menurunkan malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh ( sedikitpun ).” ( Qs. Al-An’am : 8 )
Selain itu, kaumnya pun menawarkan kepada Nabi Nuh sebuah tawaran yang bersifat main-main, yaitu seandainya Nuh mau mengusir para pengikutnya yang status sosialnya rendah, niscaya mereka mau mengikuti aja kan da’wah Nabi Nuh sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an :
قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الأَرْذَلُونَ
“Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, sedangkan yang mengikuti kamu adalah orang-orang yang hina ?” “ ( Qs. Asy-Syu’aro : 111 )
Nabi Nuh pun menolak tawaran kaumnya tersebut, karena ajaran ke-benaran adalah untuk semua manusia dan untuk seluruh kalangan, tidak hanya untuk orang-orang kaya dan terpandang semata.
Karena keteguhan Nabi Nuh di atas kebenaran da’wah tauhid, akhirnya kaum beliau mengancam dan menterornya, sebagaimana dise- butkan dalam Al-Qur’an :
قَالُوا لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَا نُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ
“Mereka berkata: “Sungguh jika kamu tidak mau berhenti, wahai Nuh, nisca ya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam.” “
( Qs. Asy-Syu’aro : 116 )
Dalam ayat yang lainnya disebutkan :
وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ
“Kaumnya berkata : “ ( Nuh itu ) gila dan sudah pernah diberi peringatan ( teror ).” ( Qs. Al-Qomar : 9 )
Mendengar ancaraman dan teror dari kaumnya, Nuh mengadu kepada Alloh ta’ala :
قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلا خَسَارًا وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا
“Nuh berkata : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakai-ku dan mengikuti orang-orang yang harta dan anaknya tidak bisa menambah kepadanya selain kerugian, dan mereka telah membuat makar dengan makar yang besar.” ( Qs. Nuh : 21 – 22 )
Demikianlah, sebuah da’wah tauhid di mana pun dan kapan pun pasti akan mendapatkan permusuhan dari kaum musyrikin
Hanya kepada Alloh ta’ala semata semestinya kita mengadu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous