Setelah melakukan pelanggaran dengan memakan se-suatu dari pohon terlarang, maka terbukalah pakaian Adam dan Hawa. Kemudian Alloh memanggil keduanya :
وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَا إِنَّ الشَّيْطَآنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Dan Kami memanggil keduanya : “Bukankah Aku telah melarang ka- lian berdua dari pohon itu dan Aku telah katakan kepada kalian berdua bahwa Syetan adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua ?!”
( Qs. Al-A’rof : 22 )
Ayat ini menunjukkan bahwa Adam dan Hawa telah diperdaya oleh Ib-lis sehingga melupakan larangan Alloh. Padahal Alloh telah memperi-ngatkan Adam dan Hawa dari kemungkinan tersebut. Inilah bukti keli- haian Iblis dan bala tentaranya dalam menyesatkan Adam dan anak cucunya. Disebutkan dalam ayat yang lainnya :
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُواْ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula, dan Kami berfirman: “Turunlah kalian semua ! sebagian ka- lian menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
( Qs. Al-Baqoroh : 36 )
Demikian, akhirnya Alloh mengeluarkan Adam, Hawa dan Iblis dari syurga dan sejak saat itu bangsa jin dan manusia mesti tinggal di bumi hingga batas usia yang ditentukan.
Ada pun tentang kesalahan yang dilakukan Adam dan Hawa sesung- guhnya telah diampuni, karena mereka seketika itu lantas menyesal, sebagai- mana firman Alloh ta’ala :
ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى
“Kemudian Tuhannya memilihnya, menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” ( Qs. Thoha : 122 )
Dalam pelanggaran ini Adam dan Hawa ‘alaihimas salam tidak lantas di-vonis kafir, karena mereka berdua segera menyesal dan bertaubat. Se-dangkan Iblis yang membangkang divonis kafir karena tidak pernah me nyesali perbua tannya, bahkan menganggap sah tindakan pembangkang annya. Dalam kejadian ini terdapat dalil bahwa perbuatan dosa dan maksiat tidak menjadikan pelakunya kafir, selama pelakunya tidak me-nganggap boleh ( halal ) perbuatan dosa dan maksiat itu. Dalam ayat yang lain disebutkan :
فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat, kemudian Alloh meneri ma taubatnya, karena Dia Maha Penerima Taubat lagi Maha Pemberi Rahmat.” ( Qs. Al-Baqoroh : 37 )
Adapun kalimat taubat yang diucapkan oleh Adam dan Hawa adalah :
قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Mereka berdua berdo’a : “Wahai Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri, bila Engkau tidak mengampuni kami dan merahmati kami, niscaya kami pasti termasuk orang-orang yang merugi.”
( Qs. Al-A’rof : 23 )
Kemudian Adam dan Hawa pun diperintahkan untuk turun ke bumi, se perti difirmankan dalam Al-Qur’an :
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ
وَ لا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Alloh berfirman : “Turunlah kalian darinya, sebagian kalian adalah mu suh bagi sebagian yang lain. Bila datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan se- sat dan tidak akan celaka. Namun barangsiapa yang berpaling dari peri-ngatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan himpun dia pada hari qiyamat dalam keadaan buta.”
( Qs. Thoha : 123 – 124 )
Demikian, Alloh telah membekali Adam dan Hawa dengan petunjuk-Nya agar mereka dan keturunannya dapat mengisi bumi dengan tauhid dan keta’atan kepada Alloh.
Adam dan Hawa diturunkan ke bumi bertepatan dengan hari Jum’at, sebagaimana sabda Rosululloh :
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu Adam dimasukkan ke dalam syurga, pada hari itu Adam dikeluarkan darinya, dan tidak akan terjadi hari Qiyamat kecuali pada hari Jum’at.”
( HR. Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi dan lain-lain )
Dan diturunkannya Adam ke bumi tidak semata-mata karena kesalahan nya, tetapi juga karena memang tujuan penciptaan manusia adalah un- tuk menjadi kholifah di muka bumi.
Suatu ketika Nabi Musa ‘alaihis salam minta dipertemukan de-ngan Adam ‘alaihis salam kemudian terjadilah dialog antara keduanya :
حَاجَّ مُوسَى آدَمَ فَقَالَ لَهُ أَنْتَ الَّذِي أَخْرَجْتَ النَّاسَ مِنْ الْجَنَّةِ بِذَنْبِكَ وَأَشْقَيْتَهُمْ قَالَ قَالَ آدَمُ يَا مُوسَى أَنْتَ الَّذِي اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالَتِهِ وَبِكَلامِهِ أَتَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي أَوْ قَدَّرَهُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى
“Musa mendebat Adam, dia berkata : “Engkau adalah orang yang telah me- ngeluarkan manusia dari syurga karena dosamu dan telah mencelakakan me-reka !” Adam menjawab : “Hai Musa, engkau adalah orang yang Alloh telah memilihmu dengan diberikan risalah dan diajak bicara langsung oleh-Nya, apakah kamu hendak mencelaku karena perkara yang telah Alloh tetapkan sebelum Dia menciptakanku, atau yang Alloh taqdirkan sebelum Dia men- ciptakanku ?” Rosululloh shollallo hu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Adam me-matahkan hujjah Musa.” ( HR. Al-Bukhori )
Dalam peristiwa ini terdapat satu dalil bahwa tidak ada dosa warisan sebagai mana diyakini oleh kaum Nashrani, dan tidak ada pula hukum karma se-bagaimana ini adalah keyakinan orang-orang musyrikin Hindu dan Bu- dha, karena setiap jiwa hanya akan menanggung hasil usahanya sendiri, seba gaimana firman Alloh ta’ala :
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Alloh tidak pernah memberikan beban kepada suatu jiwa pun kecuali menurut kemampuannya, hanya baginya pahala apa dia usahakan, dan hanya atasnya dosa apa yang dia upayakan.” ( Qs. Al-Baqoroh : 286 )
وَأَنْ لَيْسَ لِلإِنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Tidaklah manusia mendapatkan kecuali apa yang ia usahakan.”
( Qs. An-Najm : 39 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous