Sabtu, 17 Juli 2010

AWAL PENCIPTAAN

AWAL PENCIPTAAN

Rosululloh bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمُ , فَقَالَ لَهَ : اُكْتُبْ ! قَالَ : يَا رَبِّ , وَ مَاذَا أَكْتُبُ ؟
قَالَ : اُكْتُبْ مَقَادِرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ .
و في رواية : اُكْتُبِ الْقَدَرَ وَ مَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya termasuk makhluk yang pertama kali Alloh cip-takan yaitu QOLAM ( pena ), Alloh berfirman kepada Qolam : “Tulislah !” Qolam bertanya : “Wahai Tuhan-ku apa yang mesti aku tulis ?” Alloh berfirman : “Tulislah taqdir segala sesuatu hingga hari qiyamat.”
Dalam riwayat yang lain : “Tulislah taqdir dan semua yang ada hingga selamanya.”
( HSR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan lain-lainnya )
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa di antara makhluq yang pertama kali diciptakan adalah QOLAM atau pena, yang pena ini diperintahkan untuk menulis semua apa yang bakal terjadi hingga hari qiyamat. Pekerjaan ini tidaklah sulit mengi- ngat Alloh Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Tahu Yang mengeta- hui semua apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, apa yang akan terjadi, dan apa yang tidak akan terjadi, serta bagaima na seandainya hal itu terjadi. Semua itu karena pengetahuan il- mu Alloh tidak didahului oleh ketidaktahuan dan tidak diakhiri oleh lupa. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَ الأَرْضِ , إِنَّ ذَلِكَ فِيْ كِتَابٍ
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Alloh mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, sesungguhnya hal tersebut tercatat di dalam sebuah kitab, sesungguhnya hal tersebut mudah bagi Alloh.” ( Qs. Al-Hajj : 70 )
dan ayat yang semakna dengan ayat ini banyak terdapat di da-lam Al-Qur’an.
Peristiwa penulisan yang dilakukan QOLAM atau pena ini terja- di 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, sebagaima na sabda Rosululloh  :
إِنَّ اللهَ قَدَّرَ مَقَادِرَ الْخَلْقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفِ سَنَةٍ
“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan taqdir makhluq-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” ( HR. Muslim )
Semua apa pun yang akan terjadi di dunia telah dicatat oleh Qo-lam dalam sebuah kitab induk yang disebut dengan LAUH MAHFUZH.
وَ يَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ وَ مَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَ لاَ حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَ لاَ رَطْبٍ وَ لاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِيْ كِتَابٍ مُبِيْنٍ
“Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan apa yang ada di lautan, dan tidaklah jatuh sehelai daun pun kecuali pasti Dia me-ngetahuinya, tidaklah ada sebutir biji di kegelapan bumi, tidak pula sesuatu yang basah atau pun sesuatu yang kering kecuali pasti telah tercatat dalam sebuah kitab yang terang.” ( Qs. Al-An’am : 59 )
Demikian pula Arsy atau singgasana Alloh termasuk makhluk yang pertama kali diciptakan. Rosululloh  bersabda :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفِ سَنَةٍ
وَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءَ
“Alloh telah menulis taqdir makhluq-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi, dan ketika itu ‘Arsy-Nya ada di atas air.” ( HR. Muslim )
Teks hadits tersebut mengisyaratkan bahwa ‘arsy Alloh dan air termasuk makhluq yang pertama-tama diciptakan, yaitu tercipta 50.000 tahun sebelum adanya langit dan bumi.
‘Arsy adalah makhluq Alloh yang paling besar, sebagaimana firman Alloh Ta’ala :
اللهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
“Alloh, tidak ada yang layak disembah kecuali Dia, Tuhan pemi lik ‘Arsy yang sangat besar.” ( Qs. An-Naml : 26 )
Rosululloh  menggambarkan besarnya ‘Arsy Alloh dalam sab- danya :
مَا السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ فِي الْكُرْسِيِّ إِلاَّ كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ فِي الْفَلاَةِ مِنَ الأَرْضِ , وَ فَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيِّ كَفَضْلِ تِلْكَ الْفَلاَةِ عَلَى تِلْكَ الْحَلْقَةِ
“Langit yang tujuh di dalam Kursi Alloh seperti gelang besi yang dilemparkan ke padang sahara, kebesaran ukuran ‘Arsy atas Kursi seperti kebesaran padang sahara itu atas gelang besi tersebut.” ( HSR. Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ wash-Shifat dan Ibnu Abi Syaibah )
Dalam riwayat yang lain, Rosululloh  menggambarkan besar-nya ukuran ‘arsy dengan memberikan gambaran tentang para ma laikat pemikul arsy :
أُذِنَ لِيْ أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ أَحَدِ حَمَلَةِ الْعَرْشِ , مَا بَيْنَ أُذُنِهِ وَ عَاتِقِهِ مَسِيْرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ تَحْفِقُ الطَّيْرُ
“Aku diperkenankan untuk menceritakan salah satu malaikat pe-mikul ‘Arsy. Jarak antara telinganya dengan pundaknya sepan- jang 700 tahun perjalanan burung terbang.”( HSR. Abu Dawud )
Lihatlah betapa besarnya ukuran malaikat pemikul ‘arsy ! Kalau demikian, betapa besarnya ukuran ‘arsy yang dipikulnya ? Pada- hal jumlah malaikat pemikul ‘arsy ada 8, sebagaimana firman Alloh  :
وَ يَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan malaikat yang memikul ‘Arsy Tuhanmu di atas mereka pa- da hari itu jumlahnya ada delapan.” ( Qs. Al-Haaqoh : 17 )
Bila demikian, seberapa besar ukuran ‘Arsy ? Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma berkata
وَ الْعَرشُ لاَ يُقَدِّرُ قَدْرَهُ إِلاَّ اللهُ تَعَالَى
“Dan ‘Arsy, tidak ada yang mampu menentukan ukuran besar- nya kecuali Alloh Ta’ala.” ( ASR. Al-Hakim )
Hikmah yang dapat kita petik di sini, di antaranya adalah :
1. Kesempurnaan ilmu Alloh Ta’ala Yang mengetahui sega la sesuatu dengan pengetahuan yang tanpa batas.
2. Di antara makhluq yang pertama kali diciptakan adalah QOLAM atau pena yang bertugas menulis semua yang akan ada dan akan terjadi hingga hari qiyamat. Semua itu amat mudah bagi Alloh, karena kesempurnaan ilmu Alloh  .
3. Wajibnya beriman dengan adanya taqdir, namun dengan tetap melakukan ikhtiyar dalam rangka berupaya menca- ri taqdir yang lebih baik.
4. Penciptaan pena sebagai salah satu makhluq yang perta- ma kali diciptakan menunjukkan pentingnya memulai se- suatu dengan ilmu. Karena pena adalah alat untuk menca tat ilmu, sebagaimana QOLAM Alloh yang mencatat il-mu Alloh.
5. Kemahabesaran Alloh Ta’ala, karena Pencipta alam raya ini pasti lebih besar dari ukuran seluruh makhluk cipta- an-Nya.
6. Betapa kecilnya kita di hadapan Alloh. Bila ukuran kita dibandingkan dengan langit dan bumi sungguh tidak ada artinya. Padahal langit dan bumi tidak berarti apa-apa di-bandingkan dengan ukuran ‘arsy.
7. Meski Alloh memiliki singgasana dan bersemayam di atas ‘Arsy, namun Alloh Yang Maha Sempurna tidaklah membutuhkan ‘Arsy-Nya. Keberadaan Alloh di atas ‘arsy yang mana ‘arsy adalah makhluq Alloh yang paling besar dan paling tinggi menunjukkan ke-Maha Tinggi-an dan ke-Maha Besar-an Alloh atas seluruh makhluq-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous