Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Pendidikan di Indonesia
Jenjang pendidikan
Pendidikan dasar
Pendidikan menengah
Pendidikan tinggi
Jalur pendidikan
Pendidikan formal
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program - program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
Pendidikan informal
Jenis pendidikan
PENDIDIKAN MELANDASI PERILAKU SESEORANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jenjang pendidikan umum bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun menurut UU nomor 9 tahun 2009, jenjang pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yang dimaksud pendidikan dasar di Indonesia adalah wajib belajar 9 tahun yaitu SD/ MI dan SMP/ MTs. Pendidikan menengah yaitu SMA/ SMK. Pendidikan tinggi yaitu perguruan tinggi/ Akademi. Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor. a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, pendidikan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana umum. c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Apakah yang dimaksud PENDIDIKAN melandasi PERILAKU SESEORANG??? 1. Orang dengan pendidikan yang tinggi cenderung lebih bisa mengendalikan dirinya dalam setiap tindakan yang dilakukan. 2. Orang dengan pendidikan yang tinggi cenderung lebih hati-hati dalam berucap/ bertutur kata. 3. Orang dengan pendidikan yang tinggi cenderung lebih cepat, tepat dan hati-hati dalam mengambil keputusan. 4. Orang dengan pendidikan yang rendah cenderung mudah terpengaruh orang lain, tanpa memandang baik dan buruknya terlebih dahulu, karena orang yang berpendidikan rendah pada umumnya menangkap informasi secara mentah-mentah.. 5. Orang dengan pendidikan yang rendah cenderung lebih mudah diberi masukan/ nasihat/ motivasi daripada orang yang berpendidikan tinggi, karena orang dengan pendidikan tinggi cenderung merasa dirinya lebih baik dan berpikir bahwa orang lain tidak bisa mengatur atau menasehatinya. Hal ini dikarenakan orang yang berpendidikan tinggi pada umumnya melihat siapa yang berbicara bukan apa yang dikatakan oleh orang itu. posted by Raharja, 17 Februari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous