Sabtu, 17 Juli 2010

ANTROPHOMORPHISME

Di antara bentuk kesesatan dari kebanyakan agama-agama non-Is-lam yaitu adanya upaya melukiskan bentuk Tuhan seperti apa yang ada pada khayalan mereka. Karena itu lahir berbagai bentuk Tuhan yang ber-beda-beda pada setiap agama. Dengan demikian mereka telah terjebak da lam pemahaman antrophomorphisme atau menjisimkan Tuhan. Seperti dalam ajaran agama Majusi atau Zoroaster, “Tuhan” mereka gambarkan dalam bentuk cahaya atau api, sehingga mereka dikenal sebagai pemuja api. Dalam agama Budha, “Tuhan” mereka gambarkan sebagai sosok yang sedang duduk bersila. Demikian pula dalam agama-agama lainnya.
Di kalangan kaum muslimin, muncul pula pemahaman antropho-morphisme ini yang dipelopori oleh Muqotil bin Sulaiman yang kemu- dian diikuti oleh golongan musyabbihah atau mumatstsilah, yaitu golo-ngan yang menyamakan Alloh dengan makhluk.
Di antara golongan musyabbihah adalah aliran Bayaniyyah, yaitu pengikut Bayan bin Sam’an. Aliran ini berpendapat bahwa Tuhan itu ber-wujud manusia yang berasal dari cahaya yang lengkap dengan anggota tu buhnya. Aliran ini juga berkeyakinan bahwa “tuhan” versi mereka ini ju-ga akan fana’ atau binasa kecuali wajahnya saja yang tetap kekal selama-nya.
Aliran mumatstsilah lainnya yaitu Mughiriyyah, pengikut Al-Mu-ghiroh bin Sa’id Al-’Ijli yang menyamakan Tuhan dengan bentuk dirinya.
Aliran Hisyamiyyah, pengikut Hisyam bin Al-Hakam Ar-Rofidhi menyamakan Alloh seperti manusia. Dia menganggap bahwa “tuhan” itu tujuh jengkal dengan jengkal dirinya, “tuhan” itu memiliki tubuh yang ada ujung dan batasnya, panjang, lebar dan dalamnya, memiliki warna, ra sa dan bau. Diriwayatkan darinya bahwa dia beranggapan “tuhan” itu se-perti lempengan perak dan seperti untaian permata. Bahkan diriwayatkan pula darinya bahwa Jabal Abi Qubais lebih besar dari “tuhan”-nya. Disebutkan pula bahwa dia mengganggap bahwa sinar adalah termasuk tuhan sesembahannya yang mengantarkan kepada yang dilihatnya.
Ada pula aliran Hisyamiyyah, pengikut Hisyam bin Salim Al-Ja-waliqi yang menganggap bahwa “tuhan” itu berujud manusia, separuh tu-buh bagian atasnya berongga, dan separuh bagian bawahnya padat, “tu-han” memiliki rambut yang hitam dan hati yang akan keluar hikmah dari dalamnya.
Aliran Yunusiyyah, pengikut Yunus bin ‘Abdirrohman Al-Qummi beranggapan bahwa Alloh dipanggul oleh para malaikat pemikul ‘Arsy, meskipun Dia lebih kuat daripada mereka.
Aliran pengikut Dawud Al-Jawaribi mengatakan bahwa “tuhan” memiliki seluruh anggota tubuh manusia kecuali kemaluan dan jenggot.
Aliran Khobithiyyah pengikut Ahmad bin Khobith mengganggap bahwa “tuhan” itu berbentuk seperti Nabi ‘Isa ‘alaihis-salaam.
Aliran Karromiyyah, pengikut Muhammad bin Karrom mengata-kan bahwa “tuhan” itu bertubuh dengan ada ujung dan batasnya, Dzat “tuhan”nya adalah serupa dengan makhluk.
Dan masih banyak lagi aliran-aliran musyabbihah atau mumatstsi- lah lainnya, yang kesemuanya adalah sesat karena menyamakan Alloh de ngan makhluk-Nya, secara keseluruhan atau pada sebagian sifat-Nya.
Kesesatan model musyabbihah ini dilakukan pula oleh banyak da-ri kaum muslimin yang bodoh, seperti dengan membayangkan Alloh da-lam bentuk cahaya atau dalam bentuk tulisan tertentu atau dalam bentuk-bentuk lainnya yang ada dalam khayalannya. Padahal Alloh subhanahu wa ta’ala tidak mungkin sama dengan makhluk yang mana pun, termasuk imajinasi seseorang. Alloh berfirman :
?????? ?????????? ?????? ?? ???? ??????????? ???????????
“Tidak ada sesuatu apa pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Men dengar lagi Maha Melihat.” ( Qs. Asy-Syuro’ : 11 )
Bahkan seseorang tidak mungkin mampu membayangkan apa pun diluar jangkauan inderanya. Semua yang ada dalam imajinasi seseorang hanya sekedar perpaduan bentuk-bentuk yang pernah ia saksikan atau rasakan. Padahal Dzat Alloh sama sekali belum pernah dia lihat. Bagaimana mung kin seseorang mampu menggambarkan hakekat bentuk Alloh padahal Alloh tidak mungkin sama dengan semua apa yang pernah dia saksikan !
Pemahaman antrophomorphisme sebenarnya adalah madzhabnya kaum paganisme, yaitu para pemuja berhala. Mereka menggambarkan se-sembahan-sesembahannya yang tidak nampak dengan berbagai rupa dan bentuk sesuai wangsit dari “tuhan”nya. Pemahaman antrophomorphisme ini kemudian dianut olah kaum musyabbihah dengan berdalil pada sekian banyak ayat dan hadits-hadits yang menuturkan tentang sifat-sifat Alloh. Padahal ayat dan hadits tersebut hanyalah memberitakan tentang sifat-si-fat Alloh, bukan hakekat bentuk Dzat Alloh. Yaitu, meskipun nama dari sifat-sifat tersebut sama dengan yang ada pada manusia, namun hakekat dzatnya berbeda, karena Alloh tidak sama dengan makhluk-Nya. Bila Al-Qur’an dan As-Sunnah bertutur bahwa Alloh memiliki tangan, maka kita wajib mengimani bahwa Alloh memang memiliki tangan namun tangan Alloh tidak sama dengan tangan makhluk. Kesamaan nama tidak mengha ruskan kesamaan pada hakekatnya. Seperti sama-sama bernama “kaki” namun kaki manusia berbeda dengan kaki ayam, kaki kambing, kaki kur-si, kaki gunung, kaki langit dan sebagainya. Begitu pula dengan “tidur”, walaupun manusia tidur, namun tidurnya manusia berbeda dengan tidur-nya reptil, burung, ikan, kelelawar dan lain-lainnya. Sehingga ketika Al-Qur’an dan As-Sunnah berkata bahwa Alloh memiliki sifat-sifat tertentu, maka wajib kita mengimaninya dengan tanpa menyamakan dengan makh luk-Nya. Menyamakan dengan makhluk berarti menyembah kepada ber-hala, karena hanya kaum paganisme yang berani membuat gambaran Tu-han seperti makhluk !!! Adapun hadits :
?????? ????? ????? ????? ??????????
“Alloh menciptakan Adam berdasarkan bentuk-Nya.” ( HR. Al-Bukhori )
Maka maknanya sama seperti ucapan : “Helicopter diciptakan berdasar-kan bentuk capung”, atau “Pesawat diciptakan berdasarkan bentuk bu-rung”, dan sejenisnya. Artinya : tetap berbeda antara helicopter dengan ca pung meskipun helicopter tercipta berdasarkan bentuk capung. Demikian pula ketika Alloh menciptakan Adam. Dengan begitu sangat salah bila kaum musyabbihah berdalil dengan hadits ini untuk membenarkan pema-haman antropomorphisme mereka !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous