Sabtu, 17 Juli 2010

PEMBANGKANGAN IBLIS

Setelah Alloh ta’ala menciptakan Adam ‘alaihis salam kemudian Alloh memerintahkan seluruh penghuni langit untuk sujud menghormat kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an : وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ “Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah ka- mu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan som-bong dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” ( Qs. Al-Baqoroh : 34 ) Dalam hal ini, Iblis bukan termasuk bangsa malaikat, tetapi berasal dari bang sa jin, sebagaimana tersebut dalam ayat yang lain : وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبّهِ “Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah ka- mu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golo- ngan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” ( Qs. Al-Kahfi : 50 ) Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa dahulunya Iblis adalah bang sa jin yang paling ta’at beribadah. Oleh karena itu Iblis diangkat ke langit du-nia berkumpul bersama para malaikat. Namun karena kesombongannya Ib-lis dijatuhkan kembali ke derajat yang hina, bahkan paling hina. Yaitu ketika Iblis mendengar langsung perintah dari Alloh ta’ala untuk sujud menghor-mat kepada Nabi Adam ‘alaihis salam , maka ia dengan sombongnya berkata : لَمْ أَكُن لأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah mencip takannya dari tanah liat kering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” ( Qs. Al-Hijr : 33 ) Disebutkan pula dalam ayat yang lain : أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا “Apakah aku mesti bersujud kepada orang yang telah Engkau ciptakan dari tanah ?! ” ( Qs. Al-Isro’ : 61 ) Pembangkangan Iblis terhadap perintah Alloh menjadikan Iblis divonis kafir oleh Alloh ta’ala. Bahkan kesombongannya menyeret Iblis berani menan-tang Alloh, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an : قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَـذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إَلاَّ قَلِيلاً “Dia ( Iblis ) berkata: “Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Eng- kau muliakan atas diriku ? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh ke-padaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturu- nannya, kecuali sebahagian kecil .” ( Qs. Al-Isro’ : 62 ) Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang kita dari bersi kap sombong : لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ “Tidak akan masuk syurga orang yang ada dalam hatinya kesombongan wa-laupun sebutir debu.” Ada seseorang bertanya : “ ( Bagaimana dengan ) orang yang menyukai pakaiannya bagus dan sandalnya juga bagus ?” Rosulul loh menjawab : “Sesungguhnya Alloh itu Maha indah dan menyukai keinda-han. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” ( HR. Muslim ) Inilah sifat sombong dan membangkang yang dilakukan Iblis, oleh karena itu Iblis dinamakan dengan Iblis sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shi-hah fil-Lughoh : أَبْلَسَ من رحمة الله، أي يَئِسَ . ومنه سمِّي إبْليسُ ، وكان اسمه عَزازِيل “Ablasa dari rahmat Alloh, yaitu putus asa. Darinya ia dinamai Iblis, dan na- ma aslinya adalah ‘Azazil.” Ada sebagian kaum shufi zindiq yang mengatakan bahwa Iblis tidak mau sujud kepada Adam karena iman dan tauhid Iblis yang mendorongnya untuk menolak sujud kepada selain Alloh, termasuk pula kepada Adam. Sam pai-sampai mereka dengan kezhalimannya mengatakan bahwa guru mereka adalah Iblis yang mereka sebut lebih bertauhid daripada para malaikat. Sesungguhnya perkataan tersebut muncul karena kebodohan mereka dalam memahami nash Al-Qur’an dan Al-Hadits. Mereka mengira bahwa Iblis menolak sujud kepada Adam karena Iblis hanya mau sujud kepada Alloh saja. Padahal alasan Iblis menolak sujud kepada Adam adalah karena merasa dirinya lebih tinggi daripada Adam ‘alaihis salam. Perhatikan firman Alloh berikut : قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ “Alloh berfirman: “Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyom- bongkan diri ataukah kamu ( merasa ) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi ?” Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” ( Qs. Shod : 75 -76 ) Bukankah jelas bahwa Iblis menolak sujud kepada Adam karena kesombong annya, bukan karena Iblis hanya mau sujud kepada Alloh. Selain itu, sujud tidak selalu bermakna menyembah. Karena sujud bermakna menghormat termasuk ajaran agama sebelum Islam yang telah di-hapus oleh kedatangan Islam. Senagaimana tersebut dalam firman Alloh : وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّواْ لَهُ سُجَّدًا “Yusuf mengangkat kedua orang tuanya di atas singgasana, kemudian mere- ka ( saudara-saudaranya ) merebahkan diri sujud kepadanya.” ( Qs. Yusuf : 100 ) Mu’adz bin Jabal berkata kepada Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam : “Aku mendatangi negeri Syam, maka aku melihat penduduknya bersujud kepada para petingginya dan kepada para ulamanya Maka engkau wahai Ro-sululloh adalah lebih layak untuk disujudi.” Maka Rosululloh menjawab : لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ النِّسَاءَ أَنْ يَسْجُدْنَ لأَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللَّهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ الْحَقِّ “Seandainya aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, pasti aku telah menyuruh para wanita untuk sujud kepada suaminya karena Alloh telah menjadikan untuk mereka hak yang wajib ditunaikan oleh para is terinya.” ( HSR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah ) Apalagi dalam hal ini, Alloh langsung yang menyuruh Iblis bersujud kepada Adam. Oleh karena itu para ahli tafsir seperti Qotadah dan lain-lain berkata : “Ketaatannya kepada Alloh dan sujudnya kepada Adam, karena Alloh telah memuliakan Adam dengannya yaitu dengan sujudnya para malaikat kepada- nya.” Iblis divonis kafir selamanya oleh Alloh ta’ala hanya karena satu kesa lahan saja, yaitu enggan dan sombong dari sujud kepada Adam ‘alaihis salam ketika Alloh memerintahkannya, sementara makhluk yang lainnya masih di- berikan udzur ketika melakukan suatu kesalahan, hal ini karena Iblis mende-ngar sendiri dari Alloh dan yakin bahwa yang menyuruhnya adalah Alloh. Se dangkan selain Iblis terkadang membangkang dan sombong, tetapi masih di-beri tempo untuk bertaubat hingga saat nyawa dicabut, karena selain Iblis ti-dak mendengar perintah dan larangan langsung dari Alloh, melainkan mela-lui perantaraan wahyu yang disampaikan oleh para nabi dan rosul. Inilah se-babnya, kenapa Alloh tidak langsung memfirmankan wahyunya kepada se-tiap hamba-Nya, melainkan melalui para rosul utusan-Nya. Agar dengan de- mikian mereka memiliki tempo untuk bisa berfikir sehingga memiliki kesem patan untuk bertaubat sebelum tiba ajalnya. Demikian pula kenapa Alloh tidak menjadikan malaikat sebagai para nabi dan rosulnya, karena selain bukan dari jenis manusia, juga disebabkan bila mereka enggan menjawab da’wah para malaikat, niscaya adzab segera di timpakan kepada mereka. Sebagaimana ketika kejadian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berda’wah ke Thoif, beliau pun disambut dengan lemparan batu hingga berdarah-darah. Malaikat Jibril ‘alaihis salam menawarkan untuk membalas dengan akan melempar gunung kepada penduduk Thoif, namun dengan penuh kesabaran Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mencegahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous