Sabtu, 17 Juli 2010

KONSEP KETUHANAN AGAMA HINDU DAN BUDHA

Agama Hindu berasal dari agama Brahmana yaitu agama para per tapa pada abad VIII SM. Mereka meyakini bahwa tuhan mereka adalah Brahma yang menciptakan alam semesta. Kemudian para pertapa yang menjadi media perantara antara mereka dengan tuhan mereka, yaitu Brah ma disebut Brahmana. Agama Hindu terlahir dari tradisi Bangsa Arya yang datang dari Eropa atau Turkistan, dengan membawa tradisi dan adat kebudayaan me-reka yang didukung oleh para Brahmana maka terlahirlah agama Hindu. Agama Hindu termasuk agama penyembah alam, yaitu melegal-kan penyembahan kepada pohon-pohonan, bebatuan, gunung, laut, su-ngai, binatang dan lain-lainnya. Mereka mengkeramatkan Gunung Maha-meru, Sungai Gangga, Sapi, Ular dan lain-lainnya Dalam perkembangannya, mereka menyebut bahwa pada setiap unsur di alam ada dewa yang menjaga dan mengurusinya. Maka mereka pun meyakini ratusan, bahkan ribuan dewa-dewi di alam ini. Diantaranya ada Dewa Surya yang diyakini sebagai dewa matahari, Dewa Agni yang dipercaya sebagai dewa api, Dewa Indra yaitu dewa petir yang menda-tangkan hujan dan lain-lainnya. Bahkan mereka meyakini adanya dewi kejahatan, yaitu Dewi atau Bethari Durga. Sekali pun dewa-dewi mereka banyak, namun bila mereka sedang memuja salah satu dewa dari sekian banyak dewa-dewi yang mereka yaki ni, mereka menyebutnya sebagai dewa yang paling tinggi dengan melupa kan dewa-dewi yang lainnya. Begitu pula ketika memuja dewa yang lain- nya lagi, mereka menyebutnya sebagai dewa tertingginya. Mereka juga beranggapan bahwa dewa-dewi terkadang turun ke dunia menjelma menjadi beberapa jenis binatang, sehingga mereka meng keramatkan sapi, ular dan lain-lainnya yang dianggap sebagai penjelmaan dari dewa-dewi mereka. Dalam perkembangannya, mereka kemudian menyepakati pengga bungan tuhan-tuhan mereka itu menjadi satu, yaitu Iswara atau Trimurti. Mereka meyakini bahwa Iswara adalah dewa dan tuhan tertinggi. Iswara memiliki tiga rupa, sehingga disebut dengan Trimurti. Bila dalam keada-an mencipta alam ia berupa Brahma, bila dalam keadaan memelihara alam dia berupa Wisnu, namun bila dalam keadaan menghancurkan atau merusak alam dia berujud Syiwa. Lalu mereka meyakini bahwa Brahma, Wisnu maupun Syiwa adalah sama dalam hal keutamaannya. Namun dalam prakteknya timbul perbedaan. Para penganut Hindu terpecah menjadi beberapa golongan atau aliran. Yaitu ada aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Brahma, ada aliran yang menguta-makan penyembahan kepada Wisnu, dan ada aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Syiwa. Agama Hindu di Indonesia termasuk aliran yang mengutamakan penyembahan kepada Syiwa. Agama Hindu, selain menyembah kepada alam, binatang dan de-wa-dewi, mereka juga menyembah kepada Kasta atau status sosial. Da-lam agama Hindu, manusia dikelompokkan menjadi lima kasta, yaitu :

1. Kasta Brahmana ( golongan pendeta / agamawan ).

2. Kasta Ksatria ( golongan bangsawan ).

3. Kasta Waisya ( golongan petani dan pedagang ).

4. Kasta Sudra ( golongan buruh / pekerja kasar ).

5. Kasta Paria ( golongan yang tidak memiliki martabat dan kasta ).

Pembagian ini adalah sebagai dampak kemenangan Bangsa Arya atas Bangsa Dravida yang kemudian menjadikan bangsa Dravida menjadi bu-dak atau orang-orang berkasta rendah. Bahkan kasta Sudra dan Paria dila rang keras membaca kitab Veda. Bila sampai kedapatan mereka memba-canya, maka mereka akan dihukum berat, yaitu bila matanya melihat Ve-da maka harus dicukil, bila lidahnya membaca Veda maka harus dipo-tong, bila telinganya mendengar Veda maka harus dicor dengan tembaga atau sejenisnya. Agama Hindu Bali atau Gama Bali atau Gama Tirta yaitu agama Hindu yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Agama Hindu Bali ini ti-dak lagi menerapkan sistem Kasta. Dalam pemujaannya kepada dewa-de-wi mereka ada sedikit perbedaan dengan Agama Hindu di India. Di Bali, mereka lebih mengagungkan Dewa Ciwa sebagai sebagai dewa tertinggi-nya yang memiliki berupa bentuk, seperti : Mahadewa Paramaswara, Is-wara Sang Hyang Sarwa, Sang Hyang Tirta, Bathara Guru ( Mahakala ), dan Bairawa. Agama Hindu Bali mengkeramatkan Gunung Agung yang diyakini sebagai tempat tinggal Ciwa. Gambaran nyata tentang kekacauan aqidah penganut agama Hin-du bisa kita lihat pada cerita Wayang Kulit yang menggambarkan pemuja an terhadap dewa-dewi agama Hindu. Walaupun sekedar dongeng yang divisulisasikan dengan wayang, namun dapat terbaca jelas bagaimana ca-ra penganut agama Hindu memuja dan memperlakukan tuhan-tuhan mere ka. Karena dongeng dalam Ramayana atau pun Mahabarata diilhami oleh keyakinan mereka dalam beraqidah. Sedangkan Agama Budha adalah ajaran filsafat kehidupan yang diajarkan oleh Sidharta Gautama. Agama Budha pada awal-awal tumbuh-nya tidak memiliki konsep tentang ketuhanan, karena hanya berbicara ten tang ajaran kehidupan. Bahkan Sidharta melarang para pengikutnya mem bicarakan seputar ketuhanan. Dalam beberapa ceramahnya, Sidharta ma- lah mencela orang-orang yang bertuhan. Sehingga agama Budha semasa Sidharta dan setelah Sidharta terpecah menjadi dua, yaitu Budha aliran Selatan yaitu yang tidak berbicara tentang ketuhanan, yakni agama Bu-dha yang banyak dianut di daerah Myanmar, Thailand dan Srilanka., dan kitab sucinya berbahasa Baliah. Dan Budha aliran Utara yang kemudian terpengaruh oleh agama Hindu dan animisme sehingga berbicara pula ten tang ketuhanan. Ini adalah agama Budha yang tersebar di daerah China, Jepang, Nepal dan Indonesia yang kitab sucinya berbahasa Sansekerta. Dalam perkembangannya terjadi pengaruh ajaran Hindu ke dalam ajaran Budha aliran Utara, yaitu dengan disembahnya pula dewa-dewi yang diyakini oleh agama Hindu. Hanya saja dewa tertinggi dalam agama Budha disebut dengan Sang Hyang Adi Budha. Selebihnya, tidak ada per bedaan antara agama Hindu dengan Budha dalam dewa-dewinya. Hanya saja dalam agama Budha setiap orang suci mereka yang telah mencapai derajat kebudhaan, mereka kultuskan, bahkan kemudian mereka menyem bahnya. Sehingga pada masa sekarang tidak aneh bila penganut agama pun menyembah Sidharta Gautama dan orang-orang suci mereka lainnya. Agama Budha ternyata kurang berkembang di tanah kelahirannya yaitu India, karena dominasi agama Hindu di sana. Tetapi di daratan Cina agama Budha disambut oleh penduduk setempat yang memang animisme sehingga terjadilah percampuran antara agama Budha dengan keyakinan masyarakat China, sampai akhirnya lahirlah dewa-dewi baru yang berbe-da dengan dewa-dewinya di India. Di antaranya mereka memuja Dewi Kwan Im dan budha-budha lainnya. Kalau kita ingin melihat bagaimana cara orang-orang Budha me-muja dan memperlakukan tuhan-tuhan mereka, kita bisa melihat pada ce- rita-cerita fiktif yang diilhami oleh ’aqidah mereka yang banyak digemari oleh penganut Budha, seperti kisah Sun Go Kong dan lain-lainnya. Demikian sekilas tentang agama Hindu dan Budha dalam konsep tentang ketuhanannya. Ada pun agama Kong Hu Chu tidak jauh berbeda dengan agama-agama ini, dan asalnya juga sekedar ajaran filsafat yang dalam perkembangannya ikut pula berbicara seputar ketuhanan dengan dewa-dewinya yang mirip dengan dewa-dewi Budha di China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOhon Commentx ,,,,, apabila tidak memiliki email atau web ...anda bisa memilih beri komentar sebagai Anonymous